Imam As-syafi'i merupakan Imam Mujtahid yang tiada bandingnya. Seorang Imam yang sangat mumpuni dalam berbagai keilmuan. Kewara'an dan kezuhudannya serta ketaatannya dalam beribadah tidak diragukan lagi.
Namun, ada sebagian orang menganggap Al-Imam Asy-Syafi’i radhiyallahu ‘anhu lemah dalam bidang hadits. Ia mendasarkan pendapatnya hanya pada sebuah riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal, bahwa Imam Asy-Syafi’i berkata kepadanya: “Engkau lebih mengetahui hadits dan rijal hadits dibanding saya. Maka jika ada hadits shahih, beritahukanlah kepadaku. Baik ia dari Kufah, Bashrah, maupun Syam, hingga saya bisa berpendapat dengannya (mengikutinya) jika ia shahih.”
Kesan yang muncul dari perkataan Imam Asy-Syafi’i ini adalah pengakuannya bahwa ia lemah dalam ilmu hadits, hingga ia memerlukan bantuan dari para ahli hadits untuk menentukan hadits yang shahih dari hadits yang dhaif. Padahal ungkapan ini sekedar sebuah pertanda keluhungan seorang Imam agung. Walaupun keilmuan beliau sangat mumpuni masih menghormati ulama lain, atau bahkan muridnya sendiri.
Kerendahan hati beliau tidak diragukan lagi, belian meningalkan melakukan qunut shalat subuh hanya karena berada di daerah dan ummat yang tidak menekankan pada sunnahnya melakukan qunut oada shalat shubuh. Dengan demikian, ungkapan Imam Syafi'i bukan menjelaskan untuk ketidakmampuannya, melakukan sebaliknya.
0 komentar:
Posting Komentar