Selasa, 17 Januari 2017

Lebih baik banyak mendengar atau banyak berbicara?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering memperhatikan beberapa diantara sahabat banyak berbicara. Namun ada juga yang lebih suka mendengarkan dan sedikit bercengkrama. Kalau begitu, baikkah banyak bicara?, atau baikkah sedikit bicara?, atau baikkah menjadi pendengar?.

Kalau kita perhatikan dalam beberapa ayat al-Qur'an, Allah berfirman :

‎(17). وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَىٰ ۚفَبَشِّرْ عِبَادِ

"Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku". (QS az-Zumar : 17)

Lalu ada pertanyaan, siapakah hamba-hamba Allah SWT yang disebut di dalam ayat diatas? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak ayat selanjutnya.

‎(18). الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚأُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖوَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ

"Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal". (QS az-Zumar : 18)

Dari ayat tersebut jelas bagi kita, Allah SWT mewasiatkan hamba-hambaNya untuk mendengar lebih banyak kemudian memilah-milah mana yg terbaik dari pelajaran, hikmah, curhatan, kritikan untuk kemudian kita mengamalkan dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Jarang sekali dari kita yang suka mendengar ketimbang berbicara.

Dengan mendengar bisa belajar menerima pesan yang mungkin Allah SWT ingin sampaikan melalui lisan hambaNya.
Dengan mendengar dapat melatih hati untuk belajar menahan diri dari emosi dari pedasnya kritikan dan sindiran.

Lalu, apakah selamanya harus diam?
Tentu tidak, Allah SWT telah  memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman untuk nasehat-menasehati dalam kebaikan. Hal ini, agar yang bengkok menjadi lurus, yang terpuruk segera bangkit, yang gelisah menjadi tenang, yang tenggelam ke dalam kemaksiatan segera meraih terang cahaya petunjukNya.

‎وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat- menasihati supaya menetapi kesabaran”. [al-‘Ashr/103 :1-3]

Begitupun Nabi Besar kita Muhammad SAW berpesan untuk membiasakan diam kecuali untuk perkataan yang mengandung kebaikan dan manfaat:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ » .

"Dari Sahabat “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau hendaklah ia diam.” (HR. Bukhari)

Itulah sekelumit nasehat pagi ini, perbanyak mendengar kemudian lakukan, lebih berharga dari pada banyak bicara sedikit berbuat.

0 komentar:

Posting Komentar